Para Shahabiyah Ajma’in (Shahabat Rasul dari kalangan perempuan)
Hendaknya wanita beragama Islam mengikuti langkah para Shahabiyah Ajma’in dalam urusan tata busana. Janganlah wanita yang beriman itu kemudian berhias hanya demi untuk mendapatkan predikat ‘cantik’ dari orang-orang yang bukan Mahrom atau berpenampilan mencolok sehingga menarik perhatian ajnabi (orang asing) untuk melihat dan tidak pula berhias sebagaimana berhiasnya kaum Jahiliyah dan kaum Kuffar. Wal Iyazubillah.
Allah ﷻ telah berfirman tentang diri mereka,
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Seandainya Islam mengizinkan Kaum Muslimin untuk meniru (Tasyabbuh) musuh-musuhnya sehingga menyerupai mereka, niscaya tanda-tanda Islam dan hukum-hukumnya akan lenyap, dan identitas Kaum Muslimin akan hancur, fakta yang terjadi berkata demikian di negeri-negeri kaum Muslimin. Oleh karena itu Allah ﷻ memerintahkan Kaum Muslimin untuk konsisten (Multa’zim) berjalan di atas jalan yang lurus/Shiraat-al-Mustaqim.
Allah ﷻ berfirman,
وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dari Abdullah bin Umar Radhiy-Allaahu-‘Anhuma, Rasulullah ﷺ bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Allah ﷻ berfirman,
وَإِن جَاهَدَاكَ عَلَىٰ أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۖ وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا ۖ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ۚ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Sungguh nilai yang besar di Sisi Allah ﷻ bagi mereka, Kaum Muslimin, yang mengikuti perjalanan hidup Kaum Mukminin yang pertama yakni Salafuna Shalih (Pendahulu kita yang Shalih, Para Shahabat Rasulullah ﷺ).
Ibnu Al-Qayyim Rahimahullaah memberikan komentar setelah menyebutkan ayat tersebut, “Seluruh Shahabat (Radhiy-Allaahu-‘Anhum) kembali kepada Allah, maka wajib mengikuti jalannya, ucapannya dan keyakinannya yang merupakan jalan-Nya yang paling besar. Allah (‘Azza Wa Jalla – Mahamulia dan Mahaagung) telah memperingatkan kita agar tidak menyelisihi jalan mereka, dan Allah mengancam orang yang menyelisihinya dengan Api Jahannam. Allah ﷻ berfirman,
وَمَن يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Sementara itu mengenai cadar di dalam kitabnya, Pernikahan & Hadiah Untuk Pengantin, Abdul Hakim bin Amir Abdat حفظه الله bertutur bahwa cadar hanya digunakan oleh istri-istri Rasulullah صلى الله عليه وسلم saja. Mafhum bahwa mengenakan cadar hukumnya sunnat/mandhub bukan wajib.
Maraji’ (Senarai Pustaka):
- Kitab Suci Al-Qur’an.
- Abu Thalhah bin Abdus Sattar. 1429 H. Libasur Rasul ﷺ wash Shahabah Wash Shahabiyyat Ajma’in. Solo: Zamzam. (Tata Busana Para Salaf).
- Syaikh Dr. Abdussalam bin Salim as-Suhaimi. 1433 H. Kun Salafiyyan ‘alal Jaaddah. Jakarta: Pustaka at-Tazkia. (Jadilah Salafi Sejati).
- Abdul Hakim bin Amir Abdat Abu Unaisah . 1436 H/2015 M. “Pernikahan & Hadiah Untuk Pengantin”. Jakarta: Maktabah Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
- Abdul Hakim bin Amir Abdat Hafidzahullaah. 1430 H. Lau Kaana Khairan Lasabaquuna Ilaihi. Jakarta: Pustaka Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
- Maha al-Bunyan Rahimahullah. 1435 H. Al-Wala’ Wal Bara’. Pustaka Ibnu ‘Umar.
Lisensi Creative Commons: [1] Atribusi, [2] Non Komersial, [3] Berbagi Serupa 4.0 Internasional. |
Beri kesempatan bagi orang lain untuk membaca dan turut dalam kebaikan. مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِBarangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya. - Shahih Muslim nomor 1893 |
Klik bagikan/ share dan tetap menjaga amanah ilmiah dengan mencantumkan sumbernya: temanshalih.com |
Laporkan konten negatif: Disclaimer |