Teman shalih (Insya-Allaahu-Ta’aala) yang sama-sama kita mengharap keridhaan Allah ﷻ, pernahkah terbersit di dalam hati untuk mengetahui apa makanan favorit Nabi Muhammad ﷺ serta bagaimana sikap beliau ﷺ dalam urusan makanan?
Sebab ada kalanya sebagian kaum Muslimin akhir ini yang berlebih-lebihan dalam urusan makanan yang dengan tanpa ia sadari telah menyelisihi Nabi-nya, yang hal tersebut justru terjadi di bulan-bulan ibadah (Ramadhan), sehingga urusan makanan membiaskan tujuan seorang Muslim dalam menyibukkan diri di waktu yang semestinya dapat ia optimalkan dalam urusan ibadah yakni dengan meningkatkan amalan-amalan shalih secara istiqamah, baik yang wajib maupun sunnat, sesuai pedoman Sunnah Rasulullah ﷺ dan sesuai dengan kesanggupan masing-masing setiap kaum Muslimin.
Nabi ﷺ tidak menolak yang ada dan tidak memaksakan diri mencari yang tidak ada. Nabi ﷺ pernah makan kue dan madu yang merupakan makanan favoritnya. Beliau ﷺ pernah pula memakan daging unta, daging domba, daging ayam, daging hubara (salah satu jenis burung yang leher dan paruhnya agak panjang, berwarna abu-abu), daging keledai liar, kelinci, dan makanan hasil laut.
Rasulullah ﷺ bersabda,
نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ
Begitu pula Nabi ﷺ memakan daging panggang, ruthab (kurma yang belum dijemur), dan tamr (kurma kering). Beliau ﷺ pernah meminum susu murni dan susu bercampur, sawiq (makanan yang terbuat dari tepung hinthah dan sya’ir), madu, dan air. Pernah juga meminum air rendaman kurma kering. Beliau ﷺ pernah memakan khazirah (sup yang terbuat dari susu dan tepung).
Maraji’ (Senarai Pustaka): مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ Klik bagikan/ share dan tetap menjaga amanah ilmiah dengan mencantumkan sumbernya: temanshalih.com Laporkan konten negatif: Disclaimer
[1] Imam Ibn Qayyim al-Jawziyyah. 1430 H. Zaad al–Ma’ad Fi Hadyi Khayril ‘Ibad (Zadul Ma’ad Bekal Perjalanan Akhirat). Jakarta: Griya Ilmu.
[2] Nayif bin Jam’an al-Juraidan. 1345 H. Baraamiju ‘Amaliyyatun lil Usratil Muslimatii fii Ramadhaana (Mengatur Waktu di Bulan Ramadhan). Jakarta: Pustaka Ibnu ‘Umar.
[3] Abu Yahya Badru Salam, Lc. 1433 H. Amalan-Amalan di Bulan Ramadhan. Jakarta: Naashirus-Sunnah.
[4] Sunan Abi Dawud
Lisensi Creative Commons: [1] Atribusi, [2] Non Komersial, [3] Berbagi Serupa 4.0 Internasional.
Beri kesempatan bagi orang lain untuk membaca dan turut dalam kebaikan.
Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya. - Shahih Muslim nomor 1893